Penyiksa TKI di Malaysia Akhirnya Dihukum 8 Tahun Penjara !!

Penyiksa TKI di Malaysia Akhirnya Dihukum 8 Tahun Penjara !!

Togel Online - Masih ingat kasus penyiksaan seorang TKI di Malaysa 2 tahun lalu? setelah dua tahun, kemarin kamis tanggal 29 maret 2018, pengadilan tinggi di Malaysia menjatuhkan hukuman depalapan tahun penjara terhadap Rozita Mohamad Ali Alias Datin. Datin inilah yang menyiksa tenaga kerja indonesia (TKI) Suyanti Sutrisno (19) dua tahun lalu.

Suyanti bin Sutrisno (19) Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia asal Medan ini babak belur usai disiksa oleh majikannya. Tak kuat menahan rasa sakit, Suyanti pun ditemukan warga pingsan di tengah jalan.

"Dia ditemukan pingsan di jalan dan dilarikan ke RS PPUM di Kuala Lumpur pada tanggal 21 Desember dengan luka di sekujur tubuh akibat penyiksaan," ujar Ketua Satgas Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur, Yusron D Ambary di Kuala Lumpur seperti diberitakan Antara, Sabtu (24/12/2016).

Sementara itu, Suyanti mengaku baru dua pekan bekerja di rumah majikannya. Ia juga mengaku sering ditampar, dipukuli, dan dimaki dengan sebutan binatang.

“Saya tidak diizinkan mandi dan hanya boleh makan satu kali dalam satu hari. Saya berharap suatu hari majikan saya mengubah perilakunya. Namun, saya kehilangan kesabaran. Saya memanjat tangga dekat pagar rumah dan melompat keluar. Saya berlari sekencang-kencangnya hingga jatuh karena kelelahan,” tutur Suyanti.

Ah, ini mengingatkan saya pada seorang TKI di Oman dulu. Kawan baik saya satu hari bercerita bahwa rumah tetangga di sebelah kanan dari rumahnya memiliki seorang pembantu asal Indonesia. Keluarga majikan si pembantu berasal dari Jordania. Namun, si pembantu ini tidak pernah diberi makan dan tidak beri ijin untuk mandi dan keluar. Karena menurut si majikan, "budak" itu tidak wajib diberi makan dan tidak perlu bersih. Mungkin dia takut suaminya kepincut kalau pembantunya bersih. Mungkiiiin...

"Kadang saya kasih dia makan secara sembunyi-sembunyi. Karena kalau ketahuan sama majikannya dia bisa dipukuli!" Itu cerita kawan baik saya. Lalu, kawan saya memberi si TKI sebuah handphone kecil agar dia bisa menghubunginya atau keluarganya. Setelah beberapa lama, kawan baik saya akhirnya berhasil mengeluarkan si TKI dan mengirimkannya ke KBRI. Cukup geger juga saat itu berita tentang penyiksaan TKI di Muscat. Dan entah berapa kasus semacam itu terjadi pada TKI kita.

Kembali ke laptop...

Penyiksaan itu Datin akui menggunakan pisau dapur, tongkat pel baja, gantungan pakaian dan payung pada tahun 2016. Akibat dari penyiksaan itu menyebabkan beberapa luka di kepala, tangan, kaki dan organ tubuh korban. Suyanti disiksa antara pukul 07.00 pagi hingga 24.00 malam pada 21 Desember 2016 di sebuah rumah di Mutiara Damansara.

Pada awalnya Datin dituntut berdasarkan Pasal 307 dari KUHP Malaysia dengan tuduhan percobaan pembunuhan. Pasal itu membuatnya terancam hukuman penjara maksimal 20 tahun jika terbukti bersalah. Namun, dakwaan tiba-tiba diubah, di mana Datin dijerat dengan Pasal 326 KUHP Malaysia.

Vonis hakim Pengadilan Tinggi ini menggugurkan hukuman pengadilan rendah di Petaling Jaya yang menghukum Datin dengan hukuman percobaan lima tahun dan denda RM20.000. Hukuman berat oleh Pengadilan Tinggi dibacakan Hakim Datuk Tun Abd Majid Tun Hamzah. Sedangkan hukuman ringan di pengadilan Petaling Jaya pada 15 Maret 2018 dibacakan Mohammed Mokhzani Mokhtar. Hukuman ringan oleh pengadilan di Petaling Jaya telah memicu protes di kalangan warga Malaysia. Terlebih sosok Datin sempat menghilang beberapa waktu lalu.

Penasihat hukum Mohamed Haniff Khatri Abdulla, yang mewakili terdakwa, memohon hukuman minimum dengan alasan kliennya adalah seorang ibu rumah tangga. Namun, wakil jaksa penuntut umum Muhamad Iskandar Ahmad mendesak agar Datin dijatuhi hukuman yang membuat jera. Muhammad menyatakan, kasus ini telah melibatkan kepentingan publik.

"Kasus ini juga (membuat tegang) hubungan diplomatik antara Malaysia dan Indonesia," katanya, seperti dikutip New Straits Times.

Kasus ini digelar kembali juga karena adanya petisi yang berisi protes terhadap keringanan hukuman pun muncul di internet. Sedikitnya 50 ribu orang sudah menandatangani petisi online tersebut dengan tuntutan kesetaraan di hadapan hukum. Petisi itu diterbitkan oleh ‘Kesetaraan Hukum bagi Warga Malaysia’ sejak Sabtu 17 Maret di situs change.org dengan target 50 ribu tandatangan hingga Senin 19 Maret sekira pukul 19.00 waktu setempat.

Menurut keterangan di situs, petisi itu akan ditembuskan kepada Perdana Menteri (PM) Najib Razak dan Menteri di Departemen Perdana Menteri, Datuk Seri Azalina Othman Said.

Keren juga warga Malaysia !!! Terima kasih kepada warga Malaysia karena sudah berpartisipasi membantu keadilan bagi seorang WNI.