Recent comments

HokiLotto Agen Judi Bandar Togel Online Terpercaya Indonesia border=

Breaking News

Kemarahan Gibran Yang Profesional

Kemarahan Gibran Yang Profesional

Kemarahan Gibran Yang Profesional

Togel Online - Anak-anak Preiden Jokowi bukan seperti anak presiden lain, bahkan bukan pula seperti anak pejabat negara lainnya. Biasanya anak pejabat itu tergantung orang tua, tidak bisa lepas dari jabatan orang tuanya, dan kadang ada kesan memanfaatkan jabatan orang tua. Kalau yang ini beda sekali. Anak-anak Presiden Jokowi lebih memilih menjauh dari jabatan orang tuanya, bahkan terkesan tidak mau sekali kalau dihubung-hubungkan dengan jabatan orang tuanya, terkait dengan pencapaian atau usaha mereka pribadi.

Contohnya yang sulung, Gibran. Di awal-awal pemerintahan Presiden Jokowi, saya sering melihat kesan cuek dan antinya si Gibran ini dengan pihak media jika mereka mau kepo dengan aktivitasnya sebagai anak Presiden, sehingga terkesan sangar dan agak sombong hehehe.. Saya paham kok, kemandirian Gibran itu kadang susah untuk dipahami dalam kapasitasnya sebagai anak orang nomor 1 di Indonesia. Beda lah sama jaman old yang suka bagi-bagi perusahaan buat anak-anaknya. Ini bener-bener anak Presiden jaman now. Dan akhirnya kita terbiasa dengan gaya Gibran ini. Saya kok membayangkan ya nanti-nanti sepuluh tahun lagi ketika presidennya sudah ganti, dan gaya anaknya pun balik seperti tipikal anak pejabat. Mungkin nanti malah ada yang rindu dengan gayanya Gibran.



Ok, kembali ke pokok masalah. Ini berdasarkan akun media sosial Instagramnya Gibran @chilipari dan pemberitaan di detik.com, yang mengunggah sebuah foto dari akun media sosial yang isinya menghina Presiden Jokowi dan jaket denimnya yang kemarin dipakai Jokowi ke Sukabumi. Gambar memperlihatkan foto Jokowi memakai jaket tersebut. Bagian depan jaket diberi tanda oval, di bagian yang ada peta Indonesia, dan di bawah foto itu diberi tulisan, “Makna Gambar ini: Jokowi bangga memperlihatkan Indonesia terbelah”.

Apa kata Gibran? Menyertai unggahan itu Gibran menulis, “Sempat emosi pas liat postingan @sr23_official dan @pencitraan.tv tentang jaket yg kemarin dipakai ke sukabumi. Bukan karena orang tua saya dihina tapi karena mereka sudah melecehkan karya anak bangsa. Mereka sudah menghina kerja keras @nevertoolavish. Ini brand lokal lho, kalo bukan kita yg beli/dukung siapa lagi? Ini jaketnya dilukis oleh seniman lokal. Hasil kerja keras dan keringat anak bangsa. Benci boleh.

Mau bikin hashtag #2019gantipresiden silahkan. Tapi jangan menghina hasil karya teman saya.

Saya berharap @nevertoolavish juga memberikan klarifikasi biar para pembenci tahu makna dari gambar2 di jaket ini. Saya membuat postingan ini bukan biar @pencitraan.tv dan @sr23_official dibully, tapi saya sendiri merasakan bagaimana susahnya membangun dan membesarkan sebuah brand.”

Jadi Gibran bukan marah karena Presiden Jokowi yang dihina, melainkan marahnya karena kedua akun Instagram @sr23_official dan @pencitraan.tv itu menghina jaketnya. Menghina karya seni orang Indonesia sendiri. Tidak menghargai kerja keras yang telah dicurahkan dalam pembuatan jaket itu. Gibran lebih marah karena kedua akun itu telah menghina temannya. Orang yang sama-sama pekerja keras seperti dirinya. Saya sempat melihat akun @pencitraan.tv sudah tidak ada lagi, sedangkan akun sr23_official masih ada namun sudah menghapus postingannya tentang jaket Presiden Jokowi tersebut.

Akun Intagram produsen jaket tersebut, @nevertoolavish kemudian merespon dengan menceritakan konsep dan pembuatan jaket itu di dalam postingan di akun mereka. Dijelaskan bahwa jaket denim tersebut dibuat dengan khusus, merupakan hasil karya lukis tangan oleh tim seniman mereka. Konsep yang mereka usung adalah Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki keberagaman budaya. Secara detil kemudian diterangkan per bagian jaket itu:

“Pada bagian depan menggambarkan peta Indonesia yang menggunakan nuansa Merah Putih. Yang bermaknakan negara kita Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau.”

“Pada Bagian belakang tersusun kata “Indonesia” diatas warna dasar bendera Indonesia, Merah Putih dengan menyematkan keberagaman budaya di setiap hurufnya yaitu: Tarian Saman, Kain Sasirangan khas Kalimantan Selatan, Tarian yang berasal dari Bali, Wayang Kulit, Barong, Lompat Batu dari Nias, Candi Borobudur, Batik Benowo serta Budaya Papua.”

“Filosofi dari konsep ini adalah Bendera Merah Putih sebagai bendera Indonesia yang dapat menyatukan belasan ribu pulau dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.”

Nah, ini penjelasan profesional atas kemarahan yang juga saya sebut profesional. Karena ditekankan sekali oleh Gibran bahwa kemarahannya bukan karena orang tuanya dihina. Bukan karena alasan yang menyangkut keluarga dia sebagai pribadi. Namun kemarahannya sebagai seorang profesional, seorang pekerja yang mandiri. Yang melihat orang lain menghina pekerja lain atas karya profesionalnya. Saya salut akan keprofesionalan Gibran, bravo!

Tidak ada komentar